Kamis, 08 Januari 2015

Wakatobi #1 (Bau-Bau - Wangi-Wangi)

Liburan akhir tahun 2014 rencana awalnya adalah saya ingin menjelajah Sulawesi Selatan lagi, tujuan utamanya mengunjungi Takabonerate di Sulawesi Selatan, karena salah satu Pulau yang sudah ada di daftar List Trip saya sejak 2008, merencanakan ke Takabonerate hanya 1 bulan tepatnya bulan November 2014, sudah buat Itinerary dan alat Snorkling, waktunya berburu tiket Jakarta-Makassar karena pas musim libur anak sekolah, Natal dan Tahun Baru, saya dapat tiket 1 jt 31.000 (Lumayan bikin Bangkrut). 2 minggu sebelum keberangkatan ada teman kasih kabar dari Selayar, kalo Takabonerate bulan Desember adalah waktu yang tidak baik karena gelombang laut sedang tinggi, karena penasaran saya langsung bertanya langsung ke TN. Takabonerate juga via twitter dan hasilnya sama :(, sangat tidak dianjurkan ...

Pesiapan sebelum berangkat


Merasa persiapan sudah fix dan harus jalan serta gak mau mati gaya kalo akhir tahun cuma dirumah doang, akhirnya saya memutuskan untuk mengunjungi Wakatobi dengan  1 travelmate (Ratna) dari Jakarta, maka buat lagilah saya Itinerary menuju Wakatobi. Mungkin beberapa tahun ini Wakatobi sedang naik Daun, bisa diposisikan urutan ke 2 setelah Raja Ampat dalam wisata bawah lautnya. Sebelum berangkat ke Wakatobi kami sudah membuat beberapa persiapan diantaranya melihat jadwal Pelni yang menuju Bau-Bau, sebenarnya ada pesawat langsung dari Jakarta ke Wakatobi atau Jakarta- Bau-Bau, tapi karena kami sudah membeli tiket pesawat kami dari Jakarta-Makassar, maka kami harus naik kapal dari Makassar-Bau-Bau.

Sekedar informasi kata WAKATOBI sendiri singkatan dari 4 Pulau WAngi-wangi, KAledupa, TOmia, BInongko, dahulu Wakatobi sendiri terkenal dengan Pulau Tukang Besi, dan sudah menjadi Taman Nasional sejak 1996 (Lumayan lama) dan sejak tahun 2003 sudah menjadi Kabupaten dengan ibukotanya di Wanci  Pulau Wangi-Wangi, dan sekarang dipimpin Ir. Hugua sebagai Bupati Wakatobi.

Sumber : www.tropical-asia.de


 Hari ke 1 
 Jakarta-Makassar 

Tanggal keberangkatan sebenarnya mepet banget, Jadwal terbang dari Jakarta-Makassar jam 17.15 tiba di Makassar jam 20.45. sedangkan kapal Pelni menuju Bau-Bau jam 23.00, berdoa semoga pesawat tidak delay, akhirnya kamipun terbang ke Makassar, tiba di bandara Hasanuddin langsung ambil Taksi menuju Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar, huhuhu rada2 gambling ini... (benar-benar nekad), Alhamdulillah waktu tempuh Bandara ke Pelabuhan hanya 1 jam karena malam hari dan tidak macet, dan untungnya lagi itu pesawat tidak delay :), cepat2 turun taksi langsung masuk ke Pelabuhan, oh iyaaa.. sebelum turun bayar dulu Taksinya yaa.... dari Bandara Hasanuddin sampai Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar 150.000, langsung lari masuk ke Pelabuhan 2 travelmate saya (Rahma dan Ade) dari Makassar sudah menunggu, dannnnn... ternyata kapalnya pun belum datang, wkwkwwkwkk....


Sambil nunggu kapal kita foto dulu :)


Suasana Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar





 Hari ke 2
 Makassar  -  Bau-Bau 

Kapal yang seharusnya berangkat jam 23.00 tapi baru berangkat jam 02.00 Dini hari, tapi buat kamipun gak masalah karena kami sudah mendapatkan tempat yang enak walaupun di kelas ekonomi (tiket kapal Pelni Bukit Siguntang 171.000 Makassar-Bau-Bau) bisa dilihat jadwal dan harganya di www.pelni.co.id, tapi itulah serunya, kami harus gesit cari tempat sambil berebutan dengan penumpang lain dan para Porter yang besar-besar dan berotot, padahal kami ber4 cewek  dan menggendong ransel semua, hahaha...

Jangan lupa bawa kartu Domino, Remi, Dadu, Ular Tangga, TTS untuk mengusir kejenuhan :)
Perjalanan dari Makassar-Bau2 diperkirakan makan waktu 12 jam, bingung mau ngapain aja selama 12 jam di kapal, selain tidur, kamu bisa keliling kapal sambil berinteraksi sama penumpang lainnya dan jangan lupa untuk membawa kartu Domino dan membeli TTS biar gak bosen dan mati gaya selama perjalanan :)


                                     
Alhamdulillah tiba di Bau-Bau


Sekitar jam 15.30 wita kapal kami bersandar di kota Bau-Bau di Pulau Buton, Pulau penghasil Aspal. Alhamdulillah bisa tambah 1 Provinsi lagi Sulawesi Tenggara, setelah turun dari kapal, di Pelabuhan Bau-Bau kami langsung bertanya di mana kapal yang menuju Pulau Tomia, karena dari itinerary yang  saya buat, kami akan menuju Pulau terjauh dulu yaitu Pulau Tomia, Kaledupa dan terakhir Wangi-Wangi. dan ternyata kapal yang akan menuju Pulau-Pulau di Waktobi berada 1 wilayah dengan pelabuhan Bau-Bau, tinggal menuju ke Dermaga untuk kapal kayu, di sana kami bertanya, kapal mana  yang akan menuju Tomia, ternyata dan ternyata.... tidak ada kapal untuk malam ini untuk menuju Pulau Tomia... huawaaaa.... bisa-bisa berubah semua iniiihhhh....
Dermaga untuk kapal-kapal kayu yang menuju Wakatobi


Sambil bertanya kapal mana yang bisa mengantar kami ke Wakatobi, dan ternyata hanya ada kapal .... dan hanya berangkat menuju Wangi-Wangi malam ini (beginilah kalo liburan di Indonesia, jadwal gak jelas,  tapi seru juga kalo dipikir2, karena bakal ngeluarin pikiran dan emosi, benar-benar let's get lost aja, hahaha..) setelah diskusi dengan Ratna dan merubah semua jadwal, kami memutuskan untuk naik kapal... menuju Wangi-Wangi, dan dari Wangi-Wangi kami akan langsung naik kapal lagi menuju Kaledupa dan Pulau Hoga.

Kapal Kayu


Karena kapal akan berangkat jam 21.00, kamipun mengambil tempat dan meninggalkan tas Ransel kami di kapal, untuk menandakan bahwa sudah ada yang punya tempat tsb, saya pikir kapal yang akan kami tumpangi itu seperti kapal ASDP, dan ternyata hanya kapal kayu dengan kapasitas 30 orang dan kita hanya bisa duduk dan tiduran, ( ini adalah pengalaman pertama saya), Hahahaha...


Kapal Kayu yang akan mengantarkan dari Pulau ke Pulau di Wakatobi


Waktu keberangkatan masih lama, saya tidak sabar untuk melihat kota penghasil Aspal ini, keluar Pelabuhan ternyata kota Bau-Bau itu berbukit dan menanjak, saya langsung ingat dengan Labuan Bajo di Flores, tapi kota Bau-Bau sudah termasuk kota yang ramai dan infrastrukturnya bagus serta banyak penjual makanan. Menunggu sampai jam 8 malam kami berkeliling di Kota Bau-Bau dan menikmati pantai Kamali yang tidak jauh dari Pelabuhan Bau-Bau, di Pantai Kamali sendiri ramai dengan penjaul, kayaknya ini salah satu tempat favorite warga untuk sore hari, Pantainya masih bagus dan airnya masihh jernih bangettttt... beda sama di Pantai Losari di Makassar. tapi sayangnya masih ada warga yang membuang sampah langsung ke laut :( sayang bangettt... Pantai cantik, airnya jernih tapi ada sampah plastik :(


@ Pantai Kamali

Naga sebagai Icon kota Bau-Bau


Jam 20.00 kami kembali ke Kapal, dan tibanya di kapal ternyata 2  tempat kami sudah diambil oleh orang lain :( , sambil berdebat dengan seorang ibu yang ambil tempat kami, ibu tsb bilang "apa kalian sudah membeli tiket kapalnya ?", "Lahhh... kata orang kapal tadi siang, nanti pas mau berangkat beli tiketnya " jawab saya, (jadi buat yang mau ke Wanci dari Bau-Bau, harus beli tiket dulu biar aman, baru deh jalan-jalan Kota Bau-Bau), biar gak diambil tempatnya Masih kesal dengan tempat kami yang diambil, terpaksa kami yang mengalah 2 tempat untuk 4 orang, tapi beruntungnya ada 1 orang bapak yang mau mengasih 1 tempat untuk kami, jadi 3 tempat untuk 4 orang, walaupun 3 tempat tapi tetap kami bayar 4 tiket, tiket dari Bau-Bau ke Wanci 160.000 (Beda 11.000 doang sama harga tiket kapal Pelni kami dari Makassar-Bau-Bau) dan akan memakan waktu 12 jam, Hhoaaammmm.... 12 jam dengan kapal kayu,  so ...kalian bisa bayangin deh bagaimana rasanya, Hahahahahaa.... so just enjoyed our trip :)




Suasana di kapal kayu dari Bau-Bau ke Wangi-Wangi




Tidak ada komentar:

Posting Komentar