Senin, 12 Januari 2015

Wakatobi #5 ( Diving-diving bergembira di Pulau Tomia )

Hari ke- 6


Pantai Tomia

Pulau Tomia memiliki spot Diving terbanyak dibandingkan pulau-pulau lainnya di Wakatobi, kira-kira ada 40 lebih spot diving. Itu alasan kami kenapa ingin diving lagi di Wakatobi, sayang banget jauh-jauh dari Jakarta dan Makassar ke Wakatobi cuma 1 kali diving. Dan benarrrrr... sepertinya kami benar-benar ketagihan untuk menikmati keindahan bawah laut Wakatobi, karena tidak ada budget untuk Diving, kami bela-belain berhutang dulu sama Dive Master dan Homestay kami dan mereka ternyata mau, hahahaha.... , pas di pulau Wanci baru kami transfer :)... baik yaaaa mereka .... hehehe... 

Harga diving di Pulau Tomia lebih mahal dibandingkan dengan di Pulau Hoga, awalnya Dive master (Pak Ahmad) pasang harga 600.000 (huawaaaa... benar2 nyesek dengernya) tapi akhirnya kami tawar menawar secara alot + ngerayu + pasang muka melas, alhamdulillah ...akhirnya dapat harga 500.000/orang :), walaupun lebih mahal dari di Pulau Hoga tapi kami lebih menikmati di Pulau Tomia dibandingkan diving di Pulau Hoga, terumbu karangnya cantik-cantik dan besar-besar, Ikan-ikannya banyaaaakkkkk bangettt dan warna-warni. 

Dive Master kami "Pak Ahmad"


Benar-benar cantikkk terumbu karangnya :)

Kayaknya saya benar-benar jatuh cinta dengan bawah laut Wakatobi, berharap akan balik lagi ke Wakatobi ( harussss.... balik lagi !!! ) mau banget nanti diving selanjutnya tanpa guide hehehe.... atau gak free dive, pasti kerennn bangetttt. Selain diving, snorkling juga sudah bisa lihat terumbu karang yang besar-besar dan ikan warna-warni, karena kedalaman 2-3 meter di Tomia terumbu karangnya sudah terlihat dan ikan warna-warni lalu lalang di terumbu karanggg, pokoknya luar bisasa :)... di Tomia sendiri ada beberapa gugusan pulau-pulau kecil yang recommended untuk dikunjungi salah satunya Pulau Ndaa yang berada di utara Pulau Tomia, pulau kecil yang mempunyai pasir putih.

Bawah laut Tomia



Oh iyaaaa.... Jika yang mempunyai duit lebih bisa menginap di Wakatobi Dive Resort yang pengelolanya orang asing :(, Pulaunya letaknya di Indonesia tapi yang punya orang asing, kasiaannn bgt  sihh....Pas liat harganya saya cuma senyum-senyum aja  http://www.wakatobi.com/reservations/pricing_USD.html, mana sanggupppp... diving aja ngutang dulu hehehe.... :).

Setelah diving ... (sebenarnya blum puas sih...) jam 14.00 kami kembali ke Homestay, istirahat 2 jam, jam 17.00  kami ke Puncak Kahianga kembali untuk melihat sunset dengan jalur berbeda satu hari sebelumnya. dan tidak lupa ke Pasar malam untuk membeli ikan dan kue-kue tradisional pulau Tomia.

Groufie di tengah jalan Puncak Kahianga


Jajan dulu di Pasar malam Tomia



Pasar malam Tomia

Menu dimalam terakhir di Tomia







Minggu, 11 Januari 2015

Wakatobi #4 (Pulau Kaledupa- Pulau Tomia)

Hari ke-5

Pulau Kaledupa


Rencana awal, pagi hari kami akan ke kampung Bajo di Kaledupa ternyata cuaca benar-benar tidak mendukung kami, dari malam sampai siang hujan tidak berhenti, benar-benar awet, sepertinya pakai formalin nih hujan :). Terpaksa dengan berat hati kami tidak mengunjunginya padahal dari cerita yang saya dengar Kampung Bajo di Kaledupa termaksud yang terbesar.


Perjalanan menuju Dermaga


Jam 11.30 kami diantar Pak Jaka menuju Dermaga kapal yang akan ke Pulau Tomia, Pak Jaka baik sekali mau mengantar kami ke Dermaga, yang ternyata lumayan jauh juga... saya pikir dermaganya sama ketika kami datang dari Wanci dan pulau Hoga, Dermaga yang akan kami kunjungi adalah Dermaga Kaledupa bagian timur, melewati jalan yang tidak begitu bagus, naik turun bergelombang dan hanya bisa dilewati untuk 1 mobil dan dikelilingi pohon-pohon lebat. 

Tiba di Dermaga sudah diramaikan oleh anak-anak SD yang akan berkunjung ke Pulau Tomia, tidak berapa lama, dari kejauhan kapal kayu yang akan kami kunjungi datang, karena merasa masih jauh kami berniat untuk Groufie dulu dengan Pak Jaka tapi kata Pak Jaka "tidak usah kami harus segera ke Dermaga kapal itu akan cepat jalannya" dan yang bikin ribetttt dan lucuu... ternyata dermaganya itu panjanggggggg bgtttt.... dan kapal kayunya tidak berhenti di Dermaga, jadi kami harus berlari dengan mengendong ransel ... takut kapalnya tidak melihat kami. Ketika kami berlari ternyata orang-orang di Dermaga bilang, " jangan lari kapalnya sudah ditelepon untuk berhenti"  tapi kami tetap saja berlari .... hahahaha

Perahu yang mengantar ke Kapal
Otw ke Pulau Tomia


Sebelum naik ke Kapal kami harus naik perahu  dulu untuk naik ke Kapal kayu ke Pulau Tomia dengan ongkos 15.000, ternyata perahunya ngetem di tengah laut untuk menunggu penumpang, kerennnn yaaaa.... kalo kita kan yang biasa di kota, mobilnya ngetem di pinggir jalan tapi ini ngetem di tengah laut, dengan pemandangan air laut yang jernih :)  Perjalanan dari Pulau Kaledupa menuju Pulau Tomia menempuh waktu 2 jam dengan biaya 70.000. Selama perjalanan kami sangat menikmatinya karena hanya 2 jam jadi kami sempatkan naik ke atas kapal. 


Peta Pulau Tomia

Dermaga Tomia

Belakang "Laborestay"


Jam 12.00 tiba di Pulau Tomia kami sudah dijemput oleh (Fahmi, 0813 4373 0361) Pemilik Homestay "Laborestay", kami diberitahukan oleh ABK kapal bahwa ada penginapan yang dekat Dermaga Tomia, ternyata Homestaynya benar-benar dekat hanya 100 meter dari Dermaga dan kelihatan dari Dermaga,

 " Laborestay "


Tidak pikir panjang, kamipun memutuskan untuk tinggal di "Laborestay", dan ternyata benar-benar recommended, selain letaknya yang sangat strategis dekat pelabuhan, view dibelakang homestaynya itu langsung ke laut. Fasilitas kamarnya pun lengkap dan nyaman (kamar dengan AC 170.000, kamar dengan kipas angin 120.000, kamar mandi di dalam kamar semuanya, oh iyaaa.... sewa motor 50.000/hari) dan yang penting itu Pemiliknya sangat ramah sekali ( Hhhhmmmm.... sepertinya bakal GR nih Bang Fahmi, hehehe... ) dan dia siap untuk menjadi guide kami selama di Pulau Tomia. Selain jadi Pemilik Homestay dan Guide,  Bang Fahmi juga jadi tukang Foto kita juga selama di Tomia, hahaha....




Benteng Patua

Benteng Patua

Puncak Kahianga
Puncak Kahianga


Setelah istirahat  jam 15.00  kamipun mulai mengexplore pulau Tomia, mulai ke Benteng Patua, Puncak Kahianga, Pantai Huntete, hanya 3 jam sudah bisa keliling Pulau Tomia. Benteng Tomia hanya 3 km dari Laborestay. Sebenarnya ada 3 benteng di Pulau Tomia : Benteng Patua, Benteng Suo-Suo dan Benteng Rambiranda. Dari Benteng Patua kita bisa melihat Pemandangan Tomia Barat dan dari Puncak Kahianga kita bisa melihat Tomia Timur dengan pemandangannya yang exotic. 

Perjalanan menuju Pantai Huntete

Gerbang Huntete

Pantai Huntete


Ada Beberapa pantai cantik juga yang ada di Pulau Tomia : Pantai Kampa, Pantai Liang Kuri-Kuri, Pantai Tee Tmu dan Pantai Huntete. Pantai Huntete  yang kami kunjungi  memiliki pasir yang berwarna agak Pink dan benar-benar seperti Pantai yang tersembunyi, karena lumayan jauh dari pemukiman penduduk.






Wakatobi #3 (Pulau Hoga - Pulau Kaledupa )

Hari ke 4

Norak-norak bergembira.... itulah perasaan kami ketika pertama kali Diving, benar-benar norak dan rada-rada takut... takut nagih mau Diving lagi, hahahahha :), sesudah sarapan, jam 08.00 kami sudah ditunggu oleh Dive master yang akan menjadi guide kami selama penyelaman, sudah pakai baju selam masing-masing, lanjut ke Dermaga untuk naik perahu menuju spot Diving, ehhhh... gak tau cuma 7 menit sudah tiba di Spot Divingnya, saya pikir bakal kemana gituhh ... hehehe, kata Diving Master kami, "karena kami pemula jadi jangan yang jauh-jauh, cukup di sini",  :)

Siap-siap


Bertemu teman dari Kolaka
Satu persatu kami Diving, benar-benar excited, campur-campur deh rasanya... takut, penasaran, senang. Karena ini pengalaman pertama, saya sangat kagum dengan underwater benar-benar indah, itupun spot yang biasa aja kata Dive masternya :) (iyaa biasa menurut dia, karena hampir tiap hari menyelam ), dan benarrr... dari pengalaman Diving pertama di Hoga, benar-benar bikin takutttt... takut nagihhhh, hahaha... langsung kepikiran bakal ada Diving ke-2, ke-3, ke-4 dstnya inihhh mahhh :)


Aslinya kerennn banget, tapi karena saya rada-rada excited lihat ikan yang banyak, jadi fotonya asal jepret aja

Yuhuuuu.... Pengalamana pertama Diving di Wakatobi pula, hehehe...


Setelah Diving kami kembali ke Homestay untuk istirahat dan beres-beres karena jam 14.00 kami akan check out dan menuju Pulau Kaledupa , karena masih ada waktu setelah beres-beres kami mengeksplore Pulau Hoga, ternyata dibelakang Pulau Hoga ada rumah-rumah penduduk, dan homestay di Pulau Hoga sendiri lumayan banyak sekitar 200an lebih (tidak tahu pastinya).

Awalnya kami akan ke Pulau Kaledupa sekitar jam 14.00 tapi pas kami ketemu Dive Master kami, katanya "Ada kapal Pelni yang akan berlabuh di Pulau Hoga", "lahhhh... kok bisa yaaa Kapal Pelni yang besar itu berlabuh di Hoga ?" pikir saya, dan ternyata ada program Pelni yaitu Let's go Wakatobi, pantesannnn... kok Pulau Hoga rame banget, beda dengan 1 hari sebelumnya,  pengunjung yang datang sekitar 20 orang saja tapi hari ini kira-kira 100an orang datang.

Penari

Ada pemuda dan pemudi yang memakai kostum tari dan ternyata mereka adalah Siswa/i SMA Kaledupa yang biasa dipersiapkan untuk menyambut tamu.  Bapak-bapak dan ibu-ibu menari berpasangan, diiringin Musik Electon dan gak ketinggalan lagu Dandutnya, seru juga sihh liat mereka menari :) dan makin siang semakin ramai dengan penduduk dari Pulau Kaledupa yang berdatangan. Karena orang-orang Kaledupa jarang melihat kapal yang besar seperti Pelni, jadi mereka sangat antusias berdatangan.






Penumpang Pelni, kayak pejabat disambutnya :)


Warga Kaledupa dan pejabat Pelni

Akhirnya kamipun memutuskan untuk menuggu kedatangan kapal Pelni juga, jadi ikut penasaran juga ini :), sambil menunggu  saya melihat bapak2 dan ibu2 menari ditambah musik dangdut yang keras jadi seru melihatnya. Duduk-duduk di saung sambil memperhatikan penduduk Kaledupa yang berdatangan, saya sempat ditanya, kami dari mana ?, "Apakah kalian mahasiswa yang sedang penelitian di Hoga ?", apakah kami dari komunitas?", Hahaha... karena kami membawa Ransel, bapak-bapaknya jadi kepo.

Setelah ngobrol-ngobrol ternyata Bapak-bapak tsb dari Bekasi juga, hahahaha... dan yang paling keren itu beliau-beliau tsb adalah pejabat Pelni, Direktur utama Pelni dan GM Pelni, yang sedang menunggu kapal Pelni  di Hoga untuk menyambut para penumpang Pelni "let's go Wakatobi"  dengan pak Camat Tomia. Benar-benar disambut meriah.
Setelah tau beliau2 adalah pejabat Pelni, langsung minta foto bareng :)


Pak Direktur Pelni mau juga diajak Groufie :)


Pak GM Pelni juga mau diajak Groufie :)

Kapal Pelni yang ditunggu-tunggu oleh warga Kaledupa


Acaranya ternyata sampai jam 18.00, waktunya kami menuju pulau Kaledupa untuk tinggal 1 malam disana, oh iyaaa... kebetulan di Pulau Kaledupa kami akan menumpang di rumah Pak Jaka, beliau menelpon kami menawarkan untuk tinggal di rumahnya, tanpa pikir panjang langsung saya iyakan saja, hahaha.. (senangnya dapat tumpangan gratisss...) sebenarnya pak Jaka bukan teman apalagi sanak saudara. 

Bertemu Pak Jaka pertama kali ketika di Dermaga Kaledupa, ketika kami sedang turun dari kapal kayu Wanci-Kaledupa. Di Dermaga kami bertanya-tanya, "di mana kapal yang akan menuju Pulau Hoga ?", ada beberapa bapak-bapak yang memberi tahu perahu yang bisa menuju Kaledupa dengan biayanya 20.000.

Sambil menunggu perahunya datang kamipun mengobrol dengan Pak Jaka dan ternyata beliau adalah orang yang biasa mengantar jika ada wisatawan asing yang datang ke Kaledupa dengan mobil pick up nya, walaupun pekerjaan utamanya adalah berwiraswasta.

Di rumah Pak Jaka


 Jam 19.00 kami menuju Pulau Kaledupa dengan naik Kapal kayu,cepat-cepat turun dari kapal, kami segera menuju Pos di dekat Dermaga Kaledupa untuk menunggu Pak Jaka, tapi ternyataa... kami lupa membayar ongkos kapalnya.. hehehhe... dan ketika mau balik ke Kapal untuk bayar, ternyata ada yang bilang kalo kapal tsb disediakan oleh Pak Camat Kaledupa untuk warganya yang berkunjung dan yang mengisi acara penyambutan kapal Pelni di Pulau Hoga  tadi siang, huawaaa... kami seperti penumpang gelap jadinya :) 

Tiba di rumah Pak Jaka, kami disambut oleh istri dan 3 anak Pak Jaka (Intan,Wahyu,...), masih rada-rada canggung mau ngobrol apa, takut istrinya marah, kok bawa 4 cewek ke rumahnya... hehehe, ternyata istri dan anak-anak Pak Jaka sudah tahu kalo kami akan datang, dan mereka sangat welcome dan sepertinya sudah biasa menampung orang seperti kami ini :).

 "Yen... seperti inilah rumah orang kampung, jangan kecewa yaa... anggap rumah sendiri" ucap Pak Jaka, begitupun istrinya "sudah mandi sana, jangan malu-malu ya... ", "baik banget sihh keluarga ini" batin saya. Dan kami benar-benar menganggap rumah sendiri dan langsung merasa nyaman (gimana gak nyaman, orang numpang gratis, hahaha..), mau makan tinggal ke dapur.

Intan dan Wahyu host kecil kami di Kaledupa


Walaupun kami hanya semalam, tapi saya merasa sudah mengenal keluarga ini, bagaimana nggak... orang teman-teman saya bertiga sudah pada tidur,  Pak Jaka, Istrinya dan saya masih ngobrol sampai jam 24.00 tentang keluarga Pak Jaka, tentang pengalaman perjalanan-perjalanan saya dan ternyata Pak Jaka benar-benar orang yang suka bercerita, walaupun saya sudah nguap-nguap, hahaha...

Dan inilah yang paling saya suka dari sebuah perjalanan, bukan hanya mengunjungi tempat wisatanya dan menikmati alam saja, tetapi interaksinya kita dengan penduduk lokal, mempelajari budayanya dan mempelajari kearifan lokalnya. Tetapi tidak hanya itu saja, saya akan mendapatkan lebih dari itu, saya akan mendapatkan pengalaman dan pelajaran baru, sahabat-sahabat baru dan yang terpenting keluarga-keluraga baru. Kerenkan... kalo kita punya sahabat dan keluarga di seluruh nusantara, "Gw juga punya saudara di Wakatobi", " gw juga punya teman di Flores", " Ehh ada kenalan gw tuh di Ambon", hahahaha... 




Jumat, 09 Januari 2015

Wakatobi #2 (Pulau Hoga)

Hari ke 3
Wanci-Kaledupa-Hoga

Tiba sekitar jam 07.00 Pagi kami tiba di Wanci yang merupakan ibukota Wakatobi, kira-kira 10 jam perjalanan kami dari Bau-Bau ke Pulau Wangi-Wangi ini, selama perjalanan sebenarnya saya gak bisa tidur, karena ini adalah perjalanan saya terlama menggunakan perahu kayu :) rada2 jetlag gituuhh.... kayaknya ke 3 travelmate saya itu juga Jetlag semua, hahaha... btw emangnya naik perahu ada jetlagnya juga ya...? :)

Karena kami semua belum sempat membersihkan diri, dari dermaga Wanci, kami mencari masjid untuk bersih-bersih dan cuci muka, soalnya sudah 2 hari di luat hahaha..  dan sambil bertanya ke warga, di mana kami bisa naik Perahu untuk menuju Pulau Kaledupa. Sudah dapat info kami akhirnya menaiki angkot menuju dermaga perahu yang menuju Kaledupa, saya pikir bisa dengan jalan kaki ternyata lumayan jauh kira2 5-7 km dari Dermaga Wanci, ongkosnya 15.000 perorang, mahal euyyy... inikan angkot !!! sepertinya kami ditipu tapiiiii.. sudahlah...



Masjid terapung yang belum rampung di Wanci 


Perahu yang menuju Kaledupa sudah siap untuk berangkat kira2 10 menit, tenyata oh ternyata... saya dan Ade harus ke ATM, kami lupa kalau di Kaledupa, Hoga dan Tomia tidak ada ATM, terpaksa panggil ojek untuk mencari ATM. Jadi Ingat !!! kalo ada teman-teman yang mau ke Wakatobi, ATM  hanya baru sampai di Pulau Wanci. Beruntung perahu masih mau menunggu saya dan Ade.Perahu kayu menuju Kaledupa 4 kali lebih kecil dari Perahu yang kami tumpangi dari Bau-Bau ke Wanci, hahaha... dengan waktu tempuh Wanci - Kaledupa 4 jam dan harga tiket perahu 60.000 dan biasanya perahu yang akan menuju Kaledupa setiap  hari  pada pukul 09.00 dan tiba di Kaledupa jam 12.00.


Tiba di Dermaga Kaledupa, kami langsung bertanya, perahu mana yang bisa mengantarkan kami ke Pulau Hoga, dan ternyata ada 3 wisatawan yang mau juga menuju Pulau Hoga, ongkos perahu dari Pulau Kaledupa - Pulau Hoga  20.000 dengan waktu tempuh hanya 20 menit.

Pulau Hoga



Pulau Hoga dari jarak jauh sudah terlihat cantik dengan pasir putihnya yang panjang dan air lautnya yang jernih, Huuuffhh... pengen cepat-cepat nyeburrrr... setelah 2 hari di laut akhirnya kami tiba juga di Pulau Hoga. 
Dermaga Pulau Hoga
Di Pulau Hoga, kami langsung bertemu dengan pengurus Homestay pak..., dan beliau menawarkan Homestay + 3x Makan, 200.000/orang, dan Diving non License 450.000 dan yang punya lisence 400.000. sebenarnya kami tidak berniat sama sekali untuk Diving, hanya untuk Snorkling saja. 

Karena kami tidak jago berenang jadi rada2 tidak percaya diri alias takut sih sebenarnya, tapi yang lebih takut lagi... dengar harganya hahaha...  tapi kata guide kami di Hoga, sebenarnya Diving itu bisa juga untuk yang tidak bisa berenang sama sekali yang penting harus ada Diving masternya yang mendampingi selama menyelam.





Sebenarnya ketika dalam perjalanan dari Bau-Bau ke Wanci, ada seorang bapak yang memberikan tempat tidurnya kepada kami di Perahu, bilang "buat apa ke Wakatobi kalo hanya snorkling, karena Wakatobi itu yang terkenal keindahan bawah lautnya", sebenarnya, benar juga sih apa yang dikatakannya, buat apa kami jauh-jauh kalo hanya untuk snorkling. 

Kamipun sepakat untuk ikut Diving besok harinya, Cihuyyyy dahhh... our first Diving Experience, di Wakatobi pula, hahhaha... Dag dig dug derrrrr  rasanya tapi penasaran juga sihhhh... :)


Ade in Action "Saranghe" ceritanya

Karena masih sore kamipun snorkling dan bermain di pantai sambil menunggu Sunset, Bersyukur cuacanya bagus kami menunggu Sunset di Dermaga, Sunset di Pulau Hoga ini salah satu yang terbaik yang pernah saya lihat.   


Kerenkann.... Senja di Hoga



Sunset di Pulau Hoga











Kamis, 08 Januari 2015

Wakatobi #1 (Bau-Bau - Wangi-Wangi)

Liburan akhir tahun 2014 rencana awalnya adalah saya ingin menjelajah Sulawesi Selatan lagi, tujuan utamanya mengunjungi Takabonerate di Sulawesi Selatan, karena salah satu Pulau yang sudah ada di daftar List Trip saya sejak 2008, merencanakan ke Takabonerate hanya 1 bulan tepatnya bulan November 2014, sudah buat Itinerary dan alat Snorkling, waktunya berburu tiket Jakarta-Makassar karena pas musim libur anak sekolah, Natal dan Tahun Baru, saya dapat tiket 1 jt 31.000 (Lumayan bikin Bangkrut). 2 minggu sebelum keberangkatan ada teman kasih kabar dari Selayar, kalo Takabonerate bulan Desember adalah waktu yang tidak baik karena gelombang laut sedang tinggi, karena penasaran saya langsung bertanya langsung ke TN. Takabonerate juga via twitter dan hasilnya sama :(, sangat tidak dianjurkan ...

Pesiapan sebelum berangkat


Merasa persiapan sudah fix dan harus jalan serta gak mau mati gaya kalo akhir tahun cuma dirumah doang, akhirnya saya memutuskan untuk mengunjungi Wakatobi dengan  1 travelmate (Ratna) dari Jakarta, maka buat lagilah saya Itinerary menuju Wakatobi. Mungkin beberapa tahun ini Wakatobi sedang naik Daun, bisa diposisikan urutan ke 2 setelah Raja Ampat dalam wisata bawah lautnya. Sebelum berangkat ke Wakatobi kami sudah membuat beberapa persiapan diantaranya melihat jadwal Pelni yang menuju Bau-Bau, sebenarnya ada pesawat langsung dari Jakarta ke Wakatobi atau Jakarta- Bau-Bau, tapi karena kami sudah membeli tiket pesawat kami dari Jakarta-Makassar, maka kami harus naik kapal dari Makassar-Bau-Bau.

Sekedar informasi kata WAKATOBI sendiri singkatan dari 4 Pulau WAngi-wangi, KAledupa, TOmia, BInongko, dahulu Wakatobi sendiri terkenal dengan Pulau Tukang Besi, dan sudah menjadi Taman Nasional sejak 1996 (Lumayan lama) dan sejak tahun 2003 sudah menjadi Kabupaten dengan ibukotanya di Wanci  Pulau Wangi-Wangi, dan sekarang dipimpin Ir. Hugua sebagai Bupati Wakatobi.

Sumber : www.tropical-asia.de


 Hari ke 1 
 Jakarta-Makassar 

Tanggal keberangkatan sebenarnya mepet banget, Jadwal terbang dari Jakarta-Makassar jam 17.15 tiba di Makassar jam 20.45. sedangkan kapal Pelni menuju Bau-Bau jam 23.00, berdoa semoga pesawat tidak delay, akhirnya kamipun terbang ke Makassar, tiba di bandara Hasanuddin langsung ambil Taksi menuju Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar, huhuhu rada2 gambling ini... (benar-benar nekad), Alhamdulillah waktu tempuh Bandara ke Pelabuhan hanya 1 jam karena malam hari dan tidak macet, dan untungnya lagi itu pesawat tidak delay :), cepat2 turun taksi langsung masuk ke Pelabuhan, oh iyaaa.. sebelum turun bayar dulu Taksinya yaa.... dari Bandara Hasanuddin sampai Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar 150.000, langsung lari masuk ke Pelabuhan 2 travelmate saya (Rahma dan Ade) dari Makassar sudah menunggu, dannnnn... ternyata kapalnya pun belum datang, wkwkwwkwkk....


Sambil nunggu kapal kita foto dulu :)


Suasana Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar





 Hari ke 2
 Makassar  -  Bau-Bau 

Kapal yang seharusnya berangkat jam 23.00 tapi baru berangkat jam 02.00 Dini hari, tapi buat kamipun gak masalah karena kami sudah mendapatkan tempat yang enak walaupun di kelas ekonomi (tiket kapal Pelni Bukit Siguntang 171.000 Makassar-Bau-Bau) bisa dilihat jadwal dan harganya di www.pelni.co.id, tapi itulah serunya, kami harus gesit cari tempat sambil berebutan dengan penumpang lain dan para Porter yang besar-besar dan berotot, padahal kami ber4 cewek  dan menggendong ransel semua, hahaha...

Jangan lupa bawa kartu Domino, Remi, Dadu, Ular Tangga, TTS untuk mengusir kejenuhan :)
Perjalanan dari Makassar-Bau2 diperkirakan makan waktu 12 jam, bingung mau ngapain aja selama 12 jam di kapal, selain tidur, kamu bisa keliling kapal sambil berinteraksi sama penumpang lainnya dan jangan lupa untuk membawa kartu Domino dan membeli TTS biar gak bosen dan mati gaya selama perjalanan :)


                                     
Alhamdulillah tiba di Bau-Bau


Sekitar jam 15.30 wita kapal kami bersandar di kota Bau-Bau di Pulau Buton, Pulau penghasil Aspal. Alhamdulillah bisa tambah 1 Provinsi lagi Sulawesi Tenggara, setelah turun dari kapal, di Pelabuhan Bau-Bau kami langsung bertanya di mana kapal yang menuju Pulau Tomia, karena dari itinerary yang  saya buat, kami akan menuju Pulau terjauh dulu yaitu Pulau Tomia, Kaledupa dan terakhir Wangi-Wangi. dan ternyata kapal yang akan menuju Pulau-Pulau di Waktobi berada 1 wilayah dengan pelabuhan Bau-Bau, tinggal menuju ke Dermaga untuk kapal kayu, di sana kami bertanya, kapal mana  yang akan menuju Tomia, ternyata dan ternyata.... tidak ada kapal untuk malam ini untuk menuju Pulau Tomia... huawaaaa.... bisa-bisa berubah semua iniiihhhh....
Dermaga untuk kapal-kapal kayu yang menuju Wakatobi


Sambil bertanya kapal mana yang bisa mengantar kami ke Wakatobi, dan ternyata hanya ada kapal .... dan hanya berangkat menuju Wangi-Wangi malam ini (beginilah kalo liburan di Indonesia, jadwal gak jelas,  tapi seru juga kalo dipikir2, karena bakal ngeluarin pikiran dan emosi, benar-benar let's get lost aja, hahaha..) setelah diskusi dengan Ratna dan merubah semua jadwal, kami memutuskan untuk naik kapal... menuju Wangi-Wangi, dan dari Wangi-Wangi kami akan langsung naik kapal lagi menuju Kaledupa dan Pulau Hoga.

Kapal Kayu


Karena kapal akan berangkat jam 21.00, kamipun mengambil tempat dan meninggalkan tas Ransel kami di kapal, untuk menandakan bahwa sudah ada yang punya tempat tsb, saya pikir kapal yang akan kami tumpangi itu seperti kapal ASDP, dan ternyata hanya kapal kayu dengan kapasitas 30 orang dan kita hanya bisa duduk dan tiduran, ( ini adalah pengalaman pertama saya), Hahahaha...


Kapal Kayu yang akan mengantarkan dari Pulau ke Pulau di Wakatobi


Waktu keberangkatan masih lama, saya tidak sabar untuk melihat kota penghasil Aspal ini, keluar Pelabuhan ternyata kota Bau-Bau itu berbukit dan menanjak, saya langsung ingat dengan Labuan Bajo di Flores, tapi kota Bau-Bau sudah termasuk kota yang ramai dan infrastrukturnya bagus serta banyak penjual makanan. Menunggu sampai jam 8 malam kami berkeliling di Kota Bau-Bau dan menikmati pantai Kamali yang tidak jauh dari Pelabuhan Bau-Bau, di Pantai Kamali sendiri ramai dengan penjaul, kayaknya ini salah satu tempat favorite warga untuk sore hari, Pantainya masih bagus dan airnya masihh jernih bangettttt... beda sama di Pantai Losari di Makassar. tapi sayangnya masih ada warga yang membuang sampah langsung ke laut :( sayang bangettt... Pantai cantik, airnya jernih tapi ada sampah plastik :(


@ Pantai Kamali

Naga sebagai Icon kota Bau-Bau


Jam 20.00 kami kembali ke Kapal, dan tibanya di kapal ternyata 2  tempat kami sudah diambil oleh orang lain :( , sambil berdebat dengan seorang ibu yang ambil tempat kami, ibu tsb bilang "apa kalian sudah membeli tiket kapalnya ?", "Lahhh... kata orang kapal tadi siang, nanti pas mau berangkat beli tiketnya " jawab saya, (jadi buat yang mau ke Wanci dari Bau-Bau, harus beli tiket dulu biar aman, baru deh jalan-jalan Kota Bau-Bau), biar gak diambil tempatnya Masih kesal dengan tempat kami yang diambil, terpaksa kami yang mengalah 2 tempat untuk 4 orang, tapi beruntungnya ada 1 orang bapak yang mau mengasih 1 tempat untuk kami, jadi 3 tempat untuk 4 orang, walaupun 3 tempat tapi tetap kami bayar 4 tiket, tiket dari Bau-Bau ke Wanci 160.000 (Beda 11.000 doang sama harga tiket kapal Pelni kami dari Makassar-Bau-Bau) dan akan memakan waktu 12 jam, Hhoaaammmm.... 12 jam dengan kapal kayu,  so ...kalian bisa bayangin deh bagaimana rasanya, Hahahahahaa.... so just enjoyed our trip :)




Suasana di kapal kayu dari Bau-Bau ke Wangi-Wangi