Selasa, 23 Oktober 2012

Hari ke-2 Kuala Lumpur




Menumpang bermalam di Flat saudara di Bukit Sembilan, akhirnya kami memutuskan untuk ke Keliling Kuala Lumpur jam 8 pagi, dengan langsung membawa Backpack. Kami merencanakan untuk tidak kembali lagi ke Flat karena akan membuang-buang waktu, karena rencana jam 10 malam kami akan melanjutkan perjalanan ke perbatasan Thailand yaitu Hatyai. Diantar sampai stasiun kereta .... kami akan menuju pusat kota Kuala Lumpur, suasana masih sepi dan sejuk ketika tiba di Stasiun, beda sekali suasananya jika dibandingkan stasiun di Bekasi atau di jakarta jam 8 pagi orang-orang sudah ramai dan sibuk, dan jam 8 bagi orang Jakarta sudah siang sekali dan akan terlambat tiba di Kantor.

Ini adalah pengalaman pertama saya menaiki kereta di negeri orang, suasana di dalam keretanya cukup lumayan jika dibandingkan kereta di jakarta bersih dan teratur, sambil mengamati pemandangan di luar sana, saya juga memperhatikan orang-orang yang ada dalam kereta tersebut, ada anak sekolah yang mengobrol dengan temannya, anak kuliahan yang memainkan gadgetnya, pegawai yang tidur, pokoknya suasananya beda banget sama di jakarta, jika pagi hari kita naik kereta, gak ada desek-desekan, gak ada sampah dimana-mana, dan gak ada penjual asongan. Saya makin  penasaran dengan Monorel dan MRT (Mass Rapid Transportation) duuuhhhh.. pasti bakal lebih keren daripada kereta yang saya naiki ini.

Kamipun tiba di stasiun...  menuju terminal Puduraya untuk membeli tiket Bus menuju Hatyai nanti malam, keluar stasiun turun menuju jalan raya, sambil mengendong Backpack, menuyusuri jalan raya, Monorel melintas di atas kepala kami, “Ooooooohh... ini toh yang namanya Monorel” ucap saya. Langsung ambil kamera berfoto-foto norak dengan latar monorel yang lewat, hehehe... saya pikir “bodo amat emang gw pikirin”. Lihat di Peta dari Stasiun menuju terminal Puduraya tidak terlalu jauh, kamipun memutuskan untuk jalan kaki saja, lumayan untuk mengurangi budget, ternyata oh ternyata... jauh juga apalagi ditambah dengan Backpack kami,Hhfuuuufff....

Sampai juga di terminal Puduraya, yang merupakan terminal besar untuk lintas negara bagian di Malasyia maupun antar negara tetangga, bisa ke Singapura ataupun ke Hatyai Perbatasan Thailand, jangan bayangkan sepeti terminal Lebak Bulus apalagi Pulo Gadung, terminal Puduraya bisa dibilang seperti Bandara kecil, ruangannya Full ber-AC, Wifi. Tiba di terminal kami mencari loket Bus yang sudah recommeded di blog, di Puduraya sendiri banyak sekali loket-loket Bus jadi harus hati-hati banyak juga calo di sini, bila didekati calo bilang saja sudah ada tiketnya. Kami membeli tiket dengan harga RM... berangkat jam 21.00, saya bertanya kepada petugas loket, apakah kami bisa menitipkan backpack kami ?, karena kami akan keliling Kuala Lumpur dahulu, ternyata Yessss..... kami boleh menitipkan Backpack kami, setelah mengeluarkan barang-barang berharga kami menitipkan Backpack dan hanya membawa daypack dan kamera, huuuuuu.... jadi enteng banget sih langkahnya.

Langkah selanjutnya adalah ke Pasar Baru, dekat dari terminal Puduraya, kalo diperhatikan Pasar Baru ini sama juga dengan Pasar Baru di Jakarta Pusat, tapi di sini lebih banyak menjual Souvenir-souvenir, “jangan sampai tergoda gw, jauh-jauh lo setan” batin saya, karena perjalanan masih jauh masih 4 negara lagi, puas di Pasar Baru lanjut ke China Town yang masih satu wilayah, sambil melihat-lihat dan beli makanan dan minuman ringan  dan jangan lupa berfoto-foto narsis jaya.

Waktu sudah sekitar jam 13an, waktu untuk sholat Dzuhur, sambil bertanya sana-sini dimana ada Masjid, akhirnya kami menuju Masjid... ternyata Masjid ini merupakan Masjid India, arsitekturnya mirip kuil dan cantik bila dilihat dari jauh, kami beristirahat di dalam Masjid yang nyaman untuk meluruskan kaki yang sedari tadi jalan terus, dan sekalian menunggu waktu Ashar.

Setelah sholat Ashar kami melanjutkan perjalanan ke Menara Petronas yang merupakan icon Malasyia dengan menumpangi Monorel, hhmmmm... ternyata nyaman sekali, di jakarta kapan ya ? tiba di Petronas, kami keliling-keliling untuk mencari makan terlebih dahulu, ternyata di dalam menara Petronas sendiri merupakan pusat perbelanjaan, duuuhhh... gak tertarik mau lihat-lihat karena di jakarta lebih banyak. Keluar Menara cari Posisi yang bagus untuk foto-foto di depan Menara, ternyata sudah banyak wisatawan yang beraksi, gak mau ketinggalan ikut juga deeehhhh.....

Gak terasa jam 6 sore, kami memutuskan untuk kembali ke Puduraya, karena tidak tau naik MRT tujuan mana, kami asal naik aja, dan asal turun saja, dan ternyata Puduraya masih jauh terpaksa kami lanjutkan jalan kaki dengn berpedoman peta ditangan. Sambil melihat suasana lalu lintas di Kuala Lumpur ternyata macet juga tapi jangan bandingkan dengan macet di jakarta... Sampai juga di terminal Puduraya, langsung mencari Musolah untuk sholat dan beristirahat sebentar sebelum kami menuju Bus. Jam menunjukkan jam 22.00 kamipun berangkat menuju Thailand Hatyai, yang akan ditempuh selama 7-8 jam. Bismillah...  

Hari ke 1 Bekasi - Kuala Lumpur



 
          Hari ini adalah akan dimulainya petualangan saya untuk mengunjungi 5 negara yaitu Malasyia, Thailand, Kamboja, Vietnam dan Singapura, dari Bangkok sampai Singapura saya akan melakukan perjalanan seorang diri selama 18 hari. Dari Phuket Thailand sampai Singapura Tidak ada kenalan, kerabat ataupun sahabat yang akan dituju atau disinggahi, just flow...

        Dimulai dari Bekasi menuju Bandara Soekarno Hatta dan terbang ke Kuala Lumpur  Malasyia dengan mengunakan Air Asia yang sudah saya beli sejak 2 bulan lalu tepatnya pada bulan April dengan harga promo 199.000,-. Keluar rumah jam 11.00 siang, pesawat terbang jam 14.55 jadi saya memprediksikan perjalanan 2 jam dari Bekasi ke Bandara Soekarno Hatta dan akan tiba di Bandara sekitar jam 13.00 atau 13.30 dan kira-kira 2 jam sampai 1 1,5 jam, cukup untuk  menunggu sampai jadwal terbang jam 14.55.

       Ternyata oh... ternyata semua diluar dugaan, saya memprediksikan waktu untuk perjalanan kali ini, yaitu menggunakan waktu yang biasa saya gunakan untuk penerbangan pagi hari atau malam hari yang biasa saya lakukan, betapa bodohnya saya... inikan penerbangan siang hari, sedang macet-macetnya di Jakarta, saya baru tersadar ketika di Cakung macetnya minta ampun dan jam itu adalah waktunya kontainer dan truk-truk besar keluar dari sarangnya. Huawaaaaaaaa .... macetnyaaaaaaaa... . Waktu sudah menunjukkan pukul 13.00 Wadddduuuuhhh... masih di daerah Cakung belum ada setengah perjalanan. Dag dig dug .....

           Duduk sudah sangat gelisah sambil terus berdoa semoga masuk tol aman-aman saja, tapi ternyata oh ternyata... lebih parah, tol Cempaka Putih yang seharusnya Bus Damri yang saya tumpangi akan lalui tol tersebut, ternyata macet, cet,cet... Sopir Bus menelepon sesama sopir Bus Damri untuk menanyakan bagaimana keadaan tol di Ancol, karena saya duduk dibangku ke 2, saya langsung pasang telinga dan berusaha mendengar percakapan sopir tesebut, dan ternyata di tol menuju bandara padat merayap, huawaaaaaaaa.... mau nangis rasanya, sambil merasa menyalahkan diri sendiri lagi ”duuuhhh... bego banget sih gw, kenapa gak bisa prediksiin kalo siang bakal macettt begini”

           Huhfffff.... udah lemes aja... rasanya mau teriak sekeras-kerasnya, sambil menenggok ke jendela dan memperhatikan mobil-mobil,truk-truk yang berjalan sangattttt lambat, “Nasib dehhhh... kalo gw ketinggalan pesawat dan perjalanan kali ini bakal gagal total”, pikir saya. Dalam situasi seperti ini kita akan berpikir yang nggak-nggak, seandainya gw berangkat dari subuh hari, seandainya dari kemarin gw ke Money changer, seandainya ada Superman yang bisa tolong gw, seadainya... seandainya...  Bus ini bisa terbang, huawaaaa... makin ngaco aja... sadar kemudian ternyata oh... masih macetttttt...
 
 
        Waktu sudah menunjukkan pukul 14.25 sebentar lagi akan tiba di Terminal ... duuuuhhh masih bisa gak ya... langsung loncat dari Bus dan lari masuk ke terminal ... sambil celingak-celinguk tiba di Loket masih ada orang yang mengantri untuk check in, masih ada untung saya tidak perlu mengantri untuk check in, karena sebelumnya saya sudah check in ketika membeli tiketnya, jadi saya gak perlu buang-buang waktu lagi, langsung menuju Gate keberangkatan dan ke immigrasi, sudah beres semua masih ada waktu 20 menit untuk masuk ke Pesawat, lihat ada Musolah langsung menjamak sholat, lihat jam 14.45 langsung menuju antrian untuk masuk ke Pesawat, pas petugas untuk mengecek tiket saya, petugasnya berkata “Maaf Pesawat Air Asia kode... tujuan Jakarta-Kuala Lumpur delay dan terbang jam 16.30” Hhhhhfuuuuuffff......
 
..................................................................................................................................................................
       Jam 19.00 waktu Kuala Lumpur, akhirnya tiba juga di Bandara KLCC Kuala Lumpur, walaupun delay lebih dari 1 jam, dan perjalanan dari Bekasi- Soekarno Hatta bikin sport jantung tapi saya masih semangat untuk melanjutkan perjalanan ini, yang tidak semangat pasti travelmate saya Alin yang terbang dari Bali dan saudara yang akan menjemput di Bandara, karena saya memberitahukan mereka bahwa saya akan tiba pukul 17.30 waktu Kuala Lumpur. “Hehehe... sorry ya kawan bukan karena mau ku”. Turun dari pesawat menuju terminal.... ternyata jauh juga jalannya, duuuhhh... kenapa gak dikasih Shullte Bus sih kayak di Soekarno Hatta, mentang-mentang penerbangan Low Budget jadi gak dijemput pakai Bus tapi gak juga begini kaleeee...

       Duuuuhhh... gimana ya bertemu dengan travelmate dan saudara saya, apa mereka masih menunggu atau sudah pergi karena lama saya tidak muncul-muncul trus cara menghubungi mereka gimana ?, ketika sudah mau ke pintu keluar ada yang memanggil nama saya “Yen... yen... sini”, hoorreeee... ternyata travelmate saya masih menunggu. “duuuhhhh kok lo lama banget sih, katanya bakal tiba jam 17.30 ? gw dah nunggu 2 jam lebih, bla,bla,bla...” ucapnya. Hhmmmmmm... saya cuma ucap “you knowlah”.

      “Jadi gak, saudara lo jemput kita ?” ucap Alin, “duuhhhh.... gak tahu juga ya, dia bakal jemput apa nggak, soalnya gak sesuai jadwal terbangnya sih, jangan-jangan dia dah balik dan marah karena bete nungguin gw”, “so...” kata Alin, “duduk ajalah dulu atau makan, sambil cari ide kita mau kemana dan akan tidur dimana” jawab saya. “Kalo gitu gw telepon teman gw yang di KL deh siapa tau dia mau nampung kita” ucap Alin, “Oh iya... kenapa gak gw telepon aja ke dia” ucap saya, tapi dimana dan bagaimana neleponnya, sini kan bukan Jakarta, cari wartel atau beli pulsa.

    Sambil muter-muter cari tempat makan, Saya melihat ada telepon umum dan beruntungnya saya membawa juga uang koin-koin Ringgit Malasyia, sisa ketika saya mengunjungi Kota Kinabalu 1,5 tahun lalu. Sambil berdoa semoga nyambung teleponnya, ada suara sambung telepon pip, pip, pip... “ Hallo... hallo ini Aidil ? ini Yeyen, gw dah sampe, lo dimana, bla, bla,bla... ?”, tidak ada 7 menit akhirnya kamipun bertemu, huawaaaaaa..... senangnya semoga ini bakal menjadi awal yang baik untuk melanjutkan perjalanan berikutnya.